Pemkot Yogyakarta Dorong Percepatan Kota Inklusif dalam Musrenbang Kecamatan Kraton

Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Kraton, Rabu (14/02) di Pendopo Madu Gondo
Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan Kraton, Rabu (14/02) di Pendopo Madu Gondo

Yogyakarta, IDEA – Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta akhirnya melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam), Rabu (14/02). Berlangsung di Pendopo Madu Gondo Kecamatan Kraton, agenda forum ini salah satunya ialah membahas usulan-usulan dalam perencanaan pembangunan yang sudah dilakukan tiap-tiap kelurahan di kecamatan Kraton.

Hadir dalam forum musrenbang ini perangkat pemerintah kecamatan kraton, anggota DPRD dari daerah pemilihan kecamatan Kraton, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah kota Yogyakarta, perwakilan pemerintah kelurahan se-kecamatan Kraton, Musyawarah Pimpinan Kecamatan Kraton, serta perwakilan warga masyarakat kecamatan Kraton.

Kadipaten Lestari sebagai perwakilan kelompok masyarakat dari kelurahan Kadipaten juga hadir dalam forum ini. Endro Suprapto sebagai ketua Kelompok tersebut hadir langsung sebagai perwakilan. Seperti diketahui, kadipaten lestari merupakan mitra IDEA dalam program Advocating For Change (AFC). Anggota di dalamnya ialah kelompok rentan, perempuan kepala rumah tangga, keluarga difabel dan kelompok penyandang disabilitas. Organisasi ini dibentuk hasil kerjasama IDEA, CIQAL serta Handicap International.

Prantini dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan, bahwa perencanaan pembangunan harus mengacu visi dan misi walikota, terutama misi 1, mengacu pada tematik kecamatan Kraton yakni peningkatan SDM untuk kecamatan Kraton sebagai pusat pariwisata dan budaya.

Selain itu, lanjut Prantini, sebagai kota yang ingin mewujudkan diri sebagai kota inklusi, perencanaan juga mesti memperhatikan dan memberi akses yang lebih besar kepada lima affirmative gender, yakni perempuan, anak, masyarakat miskin, penyandang disabilitas serta lansia. Apalagi, imbuh Prantini, kecamatan Kraton merupakan wilayah pilot dalam program AfC bersama IDEA.

Perencanaan juga mesti memperhatikan dan memberi akses yang lebih besar kepada lima affirmative gender, yakni perempuan, anak, masyarakat miskin, penyandang disabilitas serta lansia

Terakhir, Prantini mengingatkan, bahwa kecamatan Kraton merupakan percontohan kecamatan inklusi, maka dari itu menurutnya, dalam perencanaan pembangunan tidak mengabaikan lima afirmatif gender tersebut diatas.

Pemerintah kota Yogyakarta sendiri mengaku sudah mendorong percepatan inklusifitas lewat program-program yang berpihak terhadap Kelompok rentan. Terkait anggaran, pemkot membeberkan besarannya, seperti program pemberdayaan masyarakat miskin (10jt),  lanjut usia (5jt), serta penyandang disabilitas (5jt). Anggaran tersebut dititipkan di pagu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) se-kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta dan  dimulai pada tahun anggaran 2019. Untuk diketahui, bahwa jumlah kelurahan di Kota Yogyakarta sejumlah 45 kelurahan,  sehingga platfon anggaran yang dikeluarkan setiap tahun untuk program tersebut ialah sebesar 900 juta.

Sementara itu usulan Kelompok rentan yang ada di beberapa keluarahan wilayah kecamatan Kraton, seperti Kelompok Kadipaten, Kelompok Baciro serta Kelompok Cokrodiningratan hampir semuanya masuk dalam kegiatan prioritas yang dibahas dalam musrenbangcam Kraton.

Adapun kegiatan-kegiatan prioritas tersebut diantanya ialah seperti pembangunan sarpras yangg aksesibel di sumur komunal warga RT 30 RW 08 kelurahan kadipaten, pelatihan membatik di ketiga Kelompok kelurahan tersebut, serta pembangunan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE) di kelurahan kadipaten dan Baciro.

Kontributor: IKM, EBM

Editor: AH