PERTUNI & GERKATIN Bersama-sama Lakukan Review Aturan Organisasi

Pelaksanaan Review Aturan Organisasi PERTUNI dan GERKATIN di Aula Kelurahan Kadipaten, Jum'at (27/08)
Pelaksanaan Review Aturan Organisasi PERTUNI dan GERKATIN di Aula Kelurahan Kadipaten, Jum’at (27/08)

Yogyakarta, IDEA – Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dan Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) menjadi sasaran berikutnya dari program Advocating for Change (AFC). Bertempat di aula kelurahan kadipaten, Kraton, Yogyakarta Jum’at (27/08), kegiatan kali ini masih terkait dengan Review Aturan Organisasi. Pertuni dan Gerkatin merupakan organisasi kelompok rentan yang juga masuk dalam dampingan IDEA Yogyakarta, Humanity and Inclusion serta CIQAL dalam program AFC.

Review Aturan Organisasi sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Program AFC. Sebagaimana nama programnya, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas (keterampilan) anggota organisasi dalam melakukan advokasi untuk pemenuhan hak-hak kelompok rentan. Selain disabilitas, kelompok rentan dalam program ini juga meliputi perempuan kepala rumah tangga dan warga miskin.

Romadhon, penyandang disabilitas  netra sekaligus pengurus dari Pertuni menjelaskan, bahwa organisasinya sudah berdiri sejak tahun 1966 di Surakarta. Di DIY, Pertuni ada di semua kabupaten/kota hingga provinsi. Sementara di tingkat nasional, Pertuni hampir ada di semua Provinsi dan dikoordinir oleh pengurus Pusat.

Hambatan mendasar yang sering dialami oleh para anggota Pertuni, menurut pemaparan mereka dalam diskusi kelompok ialah banyaknya para pengurus organisasi yang sibuk bekerja di luar dan sulitnya menjangkau sarana transportasi saat akan melakukan kegiatan. Mereka menawarkan solusi agar sekretariat organisasi Pertuni dibuat lebih menjangkau fasilitas umum, khususnya kendaraan.

Baca juga: Mitra Sejahtera Juga Laksanakan Review Aturan Organisasi dan Materi Replikasi

Sementara Hastu pengurus Gerkatin, saat diipandu Rezi, seorang penerjemah bahasa isyarat, menjelaskan bahwa Gerkatin merupakan organisasi penyandang disabilitas rungu yang berdiri pada tahun 1988. Meski lebih muda dari Pertuni, Gerkatin juga memiliki kantor cabang dan pengurus di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Saat diminta menjelaskan terkait hambatan dalam menjalankan keorganisasian Gerkatin, Hastu menuturkan bahwa secara struktur organisasi relatif tidak ada masalah. Namun, menurutnya, persoalan justru terkait dengan pembuatan program. Penyebabnya, lanjut Hastu ialah karena minimnya peran dan SDM pengurus serta belum adanya kemampuan untuk menyusun program organisasi.

Baca juga: Perdes Plembutan Tentang Partisipasi Kelompok Rentan dalam Pembangunan, Satu-satunya di Indonesia

Selanjutnya, besok Sabtu (28/08), IDEA Yogyakarta besama-sama dengan Gerkatin dan Pertuni akan kembali melanjutkan Review dengan membahas materi replikasi.

Kontributor/Editor: AH