Tiga Kelompok Rentan di Kota Yogyakarta Rumuskan Dokumen Anggaran yang Aksesibel

Workshop Menyiapkan Dokumen Anggaran yang Aksesibel di Aula Kelurahan Kadipaten, Kamis (22/03)
Workshop Menyiapkan Dokumen Anggaran yang Aksesibel di Aula Kelurahan Kadipaten, Kamis (22/03)

Yogyakarta, IDEA – Setelah  di Gunungkidul, workshop penyiapan anggaran yang aksesibel  juga dilaksanakan di kota Yogyakarta, kamis (22/03). Workhsop yang diselenggarakan IDEA dalam program AFC ini bertujuan untuk menyepakati satu format publikasi dokumen anggaran yang transparan dan aksesibel, serta membuat publikasi dokumen anggaran yang transparan dan aksesibel. Tiga Kelompok dari tiga kecamatan berbeda hadir dalam workshop ini, seperti Kelompok Baciro, Kadipaten dan Cokrodiningratan.

Baca juga: Mewujudkan APBDesa yang Aksesibel

Menurut Ignas Klerek Mau, kegiatan ini sudah pernah dilakukan tahun lalu, namun kembali dilakukan agar warga, khususnya Kelompok rentan bisa lebih meningkat kapasitas pengetahuannya terkait penyusunan dokumen anggaran yang aksesibel.

“Di tahun lalu kita sudah pernah melakukan kegiatan yang sama, dan di tahun lalu yang hadir lumayan komplit. Pada akhir nanti kita akan menyusun dokumen anggaran yang memudahkan masyarakat untuk memahami. Dokumen yang sulit dibaca menyebabkan masyarakat tidak dapat memahami,” tutur fasilitator workshop ini.

Dokumen anggaran, kata Ignas, baiknya dapat diketahui semua masyarakat, sebab anggaran yang ada berasal dari masyarakat. Karenanya, melalui program Advocating for Change ini, diharapkan penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya dapat meningkat kapasitasnya tentang manajemen keuangan publik, proses pemerintahan daerah yang inklusif, dari perencanaan sampai dengan implementasi anggarannya.

“Salah satu bentuk peningkatan pemahaman tentang manajemen keuangan publik adalah kemampuan membaca dokumen anggaran, di satu sisi, dan di sisi lain keterbukaan pemerintah untuk mempublikasikan dokumen anggaran yang bersifat memudahkan masyarakat luas, terutama kelompok rentan dan disabilitas, untuk memahami,” ungkapnya.

Lebih jauh, Setelah mengadakan workshop tentang pentingnya transparansi dokumen anggaran publik, kegiatan membaca dan menganalisis dokumen anggaran, program ini akan melaksanakan kegiatan untuk merancang satu bentuk publikasi dokumen anggaran yang transparan dan aksesibel bagi masyarakat luas, terutama kelompok rentan dan disabilitas.

Baca juga: Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Desa, IDEA Gagas DAP

Sebelum menyusun bentuk dokumen publikasi untuk tahun 2018, workshop ini diawali dengan melakukan evaluasi terhadap penyiapan dokumen anggaran yang aksesibel tahun 2017, baik saat proses akses dan kajian dokumen, desain tampilan hingga saat mendistribusikan. Beberapa hasil evaluasinya diantaranya seperti  mepetnya  waktu pembuatan desain, tampilan yang kurang menarik, tak jelasnya tulisan program untuk kelompok rentan, rincian anggaran anggaran per kegiatan yang tidak ada, serta masih adanya RW yang tidak mengambil dokumen saat selesai dicetak

Sementara untuk rumusan bentuk publikasi yang dihasilkan, diantaranya ialah penulisan profil dan potensi kelurahan, desain karikatur kampanye, serta penulisan dokumen pelaksanaan anggaran beserta rincian programnya.

Kontributor: MDU ׀ FAF

Editor: AH