<strong>YOGYA (KRjogja.com) </strong>- Penyusunan anggaran daerah sejauh ini belum menunjukkan proses yang partisipatif karena tidak melibatkan perempuan dan kelompok masyarakat miskin sehingga alokasi belanja untuk pemenuhan hak-hak dasar warga tidak mengalami kenaikan secara progresif. Demikian mengemuka dalam Obrolan Advokasi Anggaran (Obrolam Siang) dan bedah buku yang dilaksanakan Institute for Development and Economic Analysis (IDEA)  di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (27/5). Kegiatan ini membedah dua buah buku yaitu komik berjudul Mengurai Pundi Rakyat,Wong Cilik Sinau Pendapatan Daerah dan Meredam Resiko Bencana yang diterbitkan IDEA.

<strong>SANGGAR (Sarana Ngerti Anggaran) </strong>Gunungkidul pada hari Minggu 2 Mei 2010 bertempat di Gedung PDHI Wonosari Gunungkidul memeriahkan agenda KPU Gunungkidul dalam Dialog Publik Pasangan Calon Kepala Daerah dengan tema 'Peran Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Pemeritahan, Pembangunan, dan Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat'. Meski hanya 3 pasangan kandidat yang hadir yakni Suharto-Arief Gunadi, Sumpeno Putro-Badingah dan Yanto-Ngadiyono, sesi paparan visi-misi langsung dapat memanaskam suasana. Pasangan yang mangkir dari dialog ini adalah pasangan Sutrisno-Slamet. Pendalaman yang dilakukan oleh Ari Sujito, sosiolog dari UGM dan Wasingatu Zakiyah dari IDEA pun mampu mempertajam proses dialog publik. <strong> </strong>