Equals Digital Skills Fund, Pengetahuan Digital untuk Mengadvokasi Dana Desa

Saat kehidupan sehari-hari makin bergerak ke arah dunia digital, menjadi offline itu berarti menjadi terkucilkan. Karena itu, semakin penting buat semua orang dengan gender apa pun, di manapun dan tak peduli seberapa besar pendapatannya, memiliki kemampuan untuk mengakses dan menggunakan internet.

Namun, faktanya setengah dari bumi ini masih berada dalam kondisi offline, dan mayoritas dari mereka adalah perempuan.  Kegagalan menutup kesenjangan digital ini, secara khusus kesenjangan gender dalam aspek digital, berakibat pada penguatan ketimpangan yang bersifat offline seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Konsekuensinya, melemahkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi global.

Sejumlah besar tantangan masih menghambat perempuan untuk memanfaatkan potensi teknologi informasi, salah satunya ialah tingginya biaya. Hal itu karena rata-rata perempuan memiliki pendapatan yang lebih rendah dari laki-laki. Tantangan lainnya ialah tantangan kultural untuk tersambung dengan akses online. Penelitian menunjukkan bahwa salah satu alasan utama perempuan tidak terkoneksi secara online adalah karena minimnya kemampuan dan pengetahuan digital.

Melalui program ini, Perkumpulan IDEA mendorong agar kesenjangan digital dapat diatasi. Perempuan, tertutama di desa, juga didorong agar mengakses data gender yang menyangkut kehidupan sehari-hari mereka, mampu menggunakan data gender untuk mencapai pembangunan yang lebih adil gender, mengetahui alokasi anggaran desa untuk pemberdayaan perempuan serta pembangunan yang lebih responsif gender.

Program ini memiliki beberapa tujuan penting, antara lain ialah menguatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam melakukan akses data dari portal online pemerintah desa. Kemudian mendorong perempuan untuk memahami transparansi anggaran dan pembangunan gender inklusif serta untuk meningkatkan kepedulian perempuan tentang pentingnya pengetahuan digital untuk memperoleh sumber daya anggaran pembangunan yang lebih setara dan sensitif gender.

Program ini dijalankan pada tahun 2019, tepatnya sejak bulan Mei hingga Desember.  Sasaran program ini ialah kelompok perempuan di level desa, antara lain Kelompok Wanita Tani, kader kesehatan, perempuan UMKM, perempuan pekerja informal, organisasi pemuda dan pengelola SID desa. Selain itu, program juga menyasar pihak pemerintah dan tokoh masyarakat, terutama di desa. Lokasi program berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu di desa Bangunjiwo dan Bawuran, Kabupaten Bantul, dan Provinsi NTB, yaitu di desa Gelangsar Kabupaten Lombok Barat.

Penerima manfaat dalam program ini secara keseluruhan berjumlah 164, masing-masing 64 laki-laki dan 100 perempuan. Secara organisasional, ada 57 orang dari unsur pemerintah, 102 orang tokoh masyarakat dan warga desa, serta 5 orang perwakilan dari CSO. Sementara berdasarkan kewilayahan, 51 orang penerima manfaat program ini berasal dari Nusa Tenggara Barat dan 153 orang dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari sisi pendanaan, program Equals Digital Skills Fund didukung oleh World Wide Web Foundation dan Kementerian Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Pemerintah Federal Jerman. Sementara dalam implementasi program, IDEA bekerja sama juga dengan Jaringan Masyarakat Sipil Lombok.

Selain Jaringan Masyarakat Sipil Lombok, mitra IDEA dalam implementasi program ialah Pemerintah di 3 desa sasaran program, yaitu Pemerintah Desa Bangunjiwo dan Bawuran di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Pemerintah Desa Gelangsar di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, IDEA juga bermitra dengan organisasi perempuan di ketiga desa tersebut, yaitu Serikat Perempuan Pekerja Rumahan Bunda Mandiri dari Desa Bawuran, Serikat Perempuan Pekerja Rumahan Kasih Bunda dari Desa Bangunjiwo, dan Kaukus Perempuan Tangguh dari Desa Gelangsar.

Proses Intervensi

Sejumlah rangkaian kegiatan dilaksanakan untuk mencapai tujuan program di atas. Proses pelaksanaan kegiatan dimulai dengan melakukan Pelatihan Literasi Digital kepada kelompok perempuan, tokoh desa dan pemerintah desa. Dalam kegiatan ini, partisipan diperkenalkan dengan konsep gender, data terkait gender, pemahaman tentang data terbuka, dan aplikasi open data gender.

Setelah pelaksanaan pelatihan, pemerintah desa dan warga bekerja sama melakukan pengumpulan data-data gender. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong agar terdapat data gender yang terpilah di desa dan juga tersedia data khusus terkait dengan kondisi gender di desa. Beberapa data-data gender tersebut di antaranya seperti data kekerasan dalam rumah tangga, jumlah partisipasi kelompok gender minoritas dalam forum pengambilan keputusan publik desa, pernikahan usia anak, dan data perempuan kepala keluarga.

Pada saat yang sama, IDEA melakukan pengembangan aplikasi yang memuat informasi data gender dan anggaran desa yang responsif gender di setiap desa mitra. Hasil pengembangan aplikasi tersebut dapat diakses melalui http://opendatagender.perkumpulanidea.com/.

Untuk mendiseminasikan informasi tentang data gender dan anggaran responsif gender, program ini mempublikasi koran anggaran dan spanduk. Publikasi ini bertujuan agar lebih banyak warga desa yang memperoleh informasi tentang kondisi gender desa, termasuk anggaran desa yang telah dialokasikan pemerintah desa untuk mengatasi problem gender.

Hasil dari proses pengumpulan data gender, dan informasi anggaran responsif gender dari pemerintah desa, yang telah dimuat di dalam website open data gender di atas kemudian disosialisasikan kepada warga desa dalam pertemuan khusus. Kegiatan ini melibatkan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan warga desa yang lebih banyak (citizen engagement).

Dari seluruh rangkaian kegiatan, program ini ditutup dengan Seminar Nasional. Tujuannya ialah untuk mendiseminasikan praktik baik yang dilakukan oleh program ini kepada publik luas, khususnya kepada warga dan pemerintah di wilayah lain dan di level pemerintahan yang lebih tinggi.

Selama proses pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana membuat dokumentasi program berupa video documenter. Dengan video dokumenter ini, harapannya ide tentang literasi digital kepada perempuan dan keterbukaan data menjadi semakin luas. Video documenter tersebut dapat diakses melalui https://youtu.be/aqLNVtYQh3o.

Untuk mendapat feedback publik atas program ini, IDEA melakukan survey manfaat program. Survey ini dilakukan kepada warga desa dan sejumlah tokoh masyarakat di desa penerima manfaat, baik yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan sebelumnya, maupun yang tidak. Dengan survey ini, setidaknya IDEA bisa mendapat gambaran tentang sejauh mana program ini berdampak bagi desa-desa mitra.

Hasil yang Dicapai

  1. Dari sejumlah kegiatan yang dijalankan, ada sejumlah capaian yang berhasil diraih dalam program ini. Beberapa capaian yang kami catat antara lain ialah
  2. Dari proses pengumpulan data gender, desa penerima manfaat program kini sudah memiliki data gender yang terpilah.
  3. Selain itu, data gender yang terpilah tersebut juga telah dipublikasi melalui website open data gender. Website ini juga yang bisa digunakan untuk mempublikasikan informasi tentang program/kegiatan dan anggaran responsif gender.
  4. Partisipasi perempuan dan kelompok rentan lain, seperti disabilitas semakin besar dalam proses perencanaan dan penganggaran. Pemerintah desa kini mulai melibatkan kelompok perempuan, dan kelompok rentan lain seperti disabilitas, dalam musyawarah pengambilan keputusan, terutama perencanaan dan penganggaran desa. Partisipasi perempuan juga meningkat dengan keterlibatan mereka sebagai mitra pemerintah desa untuk mengumpulkan data-data gender desa.
  5. Konsekuensi dari partisipasi kelompok perempuan, dan kelompok rentan secara umum dalam proses perencanaan penganggaran, alokasi APBDesa terutama untuk kelompok rentan menjadi lebih besar.

Kontributor: Ignatius Klerek Mau

Editor: Ahmad Hedar