Keindahan yang Menipu: Partisipasi dalam Penganggaran Daerah di Indonesia

Sudah partisipatifkah penganggaran di Indonesia? Hiruk pikuk wacana partisipasi dalam pembangunan telah lama digaungkan. Akan tetapi semua itu hanyalah jargon tanpa pemaknaan yang sesungguhnya. Konon dalam urusan penganggaran, masyarakat seolah terlibat dengan diadakannya musrenbang dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat kabupatan/kota. Seolah bahwa kelahiran APBD pada tiap tahun penganggaran dihasilkan dari partisipasi masyarakat lewat alur yang demikian partisipatif,transparan dan akuntabel. Akan tetapi, sama kata tetapi beda perbuatan. Kenyataan menunjukkan bahwa porsi pembagian anggaran menjadi timpang antara yang masuk ke perut masyarakat dengan yang masuk ke perut aparatur. Dari yang sedikit di masyarakat ini pun seolah dijadikan alasan atas kegagalan dalam memajukan pendidikan, mengentaskan kemiskinan, menyehatkan masyarakat dan menyelesaikan persoalan masyarakat dengan alasan ketidaktersediaan anggaran.

Buku ini mencoba megupas persoalan penganggaran dari hulu sampai hilir dan kemudian dicoba untuk dikritisi tentang dimanakah masalah dan kekurangannya. Diharapkan, di kemudian hari akan benar-benar ada partisipasi sebagai kata yang indah, bukan keindahan yang menipu.