Pembukaan Lokakarya Nasional Greget Desa 2017

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan IDEA menggelar Lokakarya Nasional Greget Desa 2017 dengan tema “Mengelola Sumberdaya Desa untuk Mengurangi Ketimpangan dan Meningkatkan Kesejahteraan” di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Greget Desa 2017 merupakan hasil upaya kerjasama IDEA dengan Pemerintah Provinsi DIY, berbagai LSM dan jaringan kelompok masyarakat yang di dukung oleh Ford Foundation. Acara ini bertujuan untuk menyebarluaskan kerja-kerja IDEA bersama mitra strategis dan menjaring gagasan terbaik untuk mengatasi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berfokus di Komplek Kantor Pemerintahan Provinsi DIY dan Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul acara ini akan berlangsung mulai tanggal 9 hingga 11 Agustus 2017.

Acara ini dihadiri oleh partisipan yang berasal dari beragam unsur mulai dari pemerintah pusat, pemprov & pemkab/pemkot yang menjadi wilayah kerja Program SAPA, pemkab/pemkot mitra kerja IDEA (diluar intervensi Program SAPA), wakil pemerintah desa, wakil organisasi masyarakat sipil yang menjadi mitra kerjaIDEA serta berbagai perwakilan media.

Lokakarya resmi dibuka dengan pemukulan gong dalam upacara pembukaan di Gedung Radyo Susoyo, Komplek Kantor Pemprov DIY  pada pukul 09.00 WIB Rabu, 9 Agustus 2017 oleh Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X.

Lewat sambutan pembuka, Direktur IDEA Sunarja mengharapkan agar Greget Desa 2017 dapat menjadi sebuah wadah untuk berbagi praktek- praktek baik dari berbagai daerah dalam upaya mengatasi kemiskinan dan mengurangi ketimpangan masyarakat.

“Diharapkan ini dapat jadi ajang bersama berbagi tentang praktek baik daerah dalam mengatasi kemiskinan, dan mengurangi ketimpangan dan kesejahteraaan”. Ujarnya

Greget Desa menjadi tepat untuk dilaksanakan di DIY, mengingat daerah ini tingkat kemiskinanya cukup tinggi pada angka 13,02% menurut data BPS. Tingginya tingkat kemiskinan ini bahkan melebihi rata-rata nasional yang mencapai 10,64%. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah DIY pada kususnya.

“kemiskinan jadi pekerjaan pemeritnah Indonesia dan pemda. Data BPS menunjukan tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2017 mencapai 10, 64% sedang DIY 13,02 %.”

Sambutan tersebut senada dengan keynote speech yang ditulis oleh Gubernur DIY Sri  Sultan Hamengku Buwono X berjudul “Upaya DIY mengurangi Ketimpangan” . Keynote speech ini dibacakan oleh Wagub. Dalam tulisanya, gubernur menyampaikan bahwa disamping keunggulan yang dimiliki DIY, terdapat berbagai persoalan yang cukup menonjol seperti ketimpangan. Maka dari itu Gubernur mengusulkan berbagai langkah untuk mengatasi hal ini salah satunya dengan menjadikan ketimpangan sebagai tema utama pembangunan.

“Kondisi DIY disamping ada unggulan, tapi ada ketimpangan yang  tinggi, baik pendapatan masyarakat maupun wilayah”, tulisnya

Upacara pembukaan kemudian diakhiri dengan dengan persembahan penampilan Sendratari dari Klonorejo desa Dlingo.