Dari Poster Hingga Car Free Day, IDEA Ajak Warga Tolak Politik Uang

Copyright: IDEA
Copyright: IDEA

Hiruk pikuk pemilihan umum 2019 sudah terasa sejak 1 tahun silam, bahkan sebelum para calon yang berkontestasi ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal tersebut wajar, karena tepat pada tanggal 17 April 2019, warga Indonesia tidak hanya akan menentukan presiden dan wakilnya, namun juga para calon anggota legislatif, baik dari daerah hingga pusat.

Tahapan-tahapan pemilu pun diwarnai dengan tensi tinggi, mulai dari sengketa partai, diskualifikasi calon legislatif, hingga manuver-manuver para elit partai. Namun yang paling menyita tenaga dan fikiran ialah masa kampanye politik. Selama masa yang masih akan berlangsung hingga 13 April ini, banyak kasus seperti perang tagar di media sosial, kampanye (hoax) dan (ujaran kebencian) yang berakhir pidana, hingga politik uang.

Sebagai warganet, mungkin kita tak asing dengan riuhnya lini masa dan beranda kita dengan kasus-kasus tersebut. Karena memang, hampir sebagian besar pertarungan kampanye dilakukan di media sosial. Di media sosial pulalah potensi kampanye kotor dan hoax bermunculan. Sementara di tengah-tengah warga, politik uang masih berpotensi besar terjadi.

Dalam Survey yang dilakukan oleh CSIS pada tahun 2018 menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia masih menganggap wajar praktik politik uang. 40,5% pemilih di Jawa Barat mengaku akan menerima uang/barang yang ditawarkan tim sukses atau kandidat yang akan dipilih. Sikap serupa juga terjadi pada 48,7% pemilih di Jawa Tengah, 40,5% pemilih di Sumatera Utara dan 43,9% pemilih di Sumatera Selatan.

Melihat tingginya ancaman yang dapat menderai proses demokrasi dalam pemilu 2019, IDEA melalui program ‘Clean Election’ hadir untuk meminimalisir potensi tersebut terjadi. Berbagai kegiatan seperti pendidikan politik kepada calon legislatif perempuan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan.  Pendidikan politik tersebut berupa workshop ‘Kampanye Bersih dan Anti Politik Uang’, yang dilaksanakan di Santika Hotel, Selasa (19/02).

Workshop tersebut diadakan untuk memberikan pemahaman terhadap caleg perempuan tentang pentingnya kampanye bersih dan anti politik uang dalam Pemilu 2019. Selain itu, dalam workshop tersebut, IDEA bermaksud memberikan gagasan baru tentang pelaksanaan strategi kampanye bersih tanpa politik uang.

Baca juga: Caleg Perempuan Berpotensi Menang, Meski Tanpa Politik Uang

Sedangkan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kampanye bersih dan anti politik uang di kalangan pemilih, IDEA memberikan pendidikan lewat kampanye poster dan car free day bertajuk kampanye bersih dan tolak poltik uang. Terhitung sejak Senin (18/02) hingga Senin (11/03) puluhan poster dan pamphlet dipublikasikan.

Baca juga: Berbagi Pengalaman dan Strategi Pemenangan dalam Rembug Perempuan Caleg 2019 di DIY

Publikasi ini mendapat atensi positif dari warganet, Dedi Fatria misalnya, ia mengatakan bahwa kampanye penyadaran lewat poster ini turut berkontribusi dalam  mencerdaskan demokrasi bangsa. Bahkan dirinya mereplikasi dengan menerjemahkan poster-poster yang dibuat IDEA ke dalam bahasa Minang.

Sementara CFD anti politik uang diselenggarakan dua kali di pusat keramaian pasar Sunday Morning Yogyakarta. Untuk menarik perhatian pengunjung, Selama dua kali CFD, IDEA menyediakan photobooth koran bertajuk “Warga Jogja Tolak Politik Uang” untuk berswafoto.

Sebagai apresiasi terhadap pengunjung yang berswafoto, IDEA memberikan souvenir poster, pamflet serta stiker secara gratis. Khusus, bagi yang mengunggah foto dengan background anti politik uang, IDEA menambahkan souvenir dengan kaos.

Baik di penyelenggaraan pertama, Minggu (17/03) dan yang kedua , Minggu (17/03) berlangsung cukup meriah dan disambut antusias warga yang hadir. Wahyudi, salah satu pengunjung dalam CFD ini berpesan agar menjauhi politik uang. Menurutnya politik uang berbahaya bagi masa depan demokrasi. ”Jangan money politik, bahaya. Kita memang butuh fulus tapi negeri ini butuh ketulusan untuk mencintainya,” ujarnya.

Pengunjung lain bernama Wasingatu Zakiyah juga turut mengapresiasi CFD ini. Menurutnya, Gerakan anti politik uang sama dengan investasi berharga. Gerakan anti politik uang, kata Zaky, tidak sekedar event sesaat. Gerakan ini, lanjutnya, mesti hadir dalam setiap proses demokrasi.

“Upaya inilah yang akan merawat Indonesia. Berinvestasi untuk generasi kedepan agar mereka bisa menikmati demokrasi yang berintegritas dan bermartabat,” tegasnya.

Seruan serta ajakan untuk menolak politik uang dalam pemilu masih akan terus disuarakan oleh IDEA, yang terdekat ialah dengan merangkul desa-desa agar warga-warganya menolak segala bentuk politik transaksional.

Oleh: Ahmad Hedar