Siswa-Siswi Bantul Kritisi Program Indonesia Pintar

DSC02103

Perkumpulan IDEA kembali memantik inisiatif warga untuk melakukan audit sosial terhadap program penanggulangan kemiskinan. Pada 3 Agustus 2016, Kabupaten Bantul mendapatkan giliran sebagai lokasi diskusi tersebut. Program Indonesia Pintar yang diperuntukkan bagi siswa miskin, merupakan bentuk perlindungan sosial dari pemerintah agar mereka tetap memiliki akses terhadap layanan pendidikan. IDEA mengharapkan dari diskusi ini, seluruh peserta memperoleh informasi yang sama tentang Program Indonesia Pintar dan menghasilkan temuan penting untuk perbaikan program tersebut kedepannya.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Suprihastuti menuturkan, “Program Indonesi Pintar ini bertujuan untuk menjamin akses layanan pendidikan, mencegah siswa putus sekolah dan memberikan kesempatan kembali kepada siswa yang drop out untuk berpendidikan”. Sayangnya, Program Indonesia Pintar masih menghadapi kendala penerima manfaat yang tidak tepat sasaran. Pemerintah Kabupaten Bantul sebenarnya telah membentuk Tim Penanggulangan Kemiskinan hingga tingkat dusun. Dengan keberadaan tim tersebut, warga miskin yang belum memperoleh perlindungan sosial dapat melaporkan dan mengusulkan untuk menjadi penerima program-program perlindungan sosial.

Upaya pemerintah untuk memastikan program penanggulangan kemiskinan tepat sasaran harus diimbangi dengan partisipasi warga untuk mengawasi kinerja pemerintah. Fasilitator diskusi Hernindya Wisnuadji menjelaskan,”Dari Audit Sosial kita akan belajar, jika program pemerintah dikelola dengan baik dan diawasi oleh warga, maka dari tahun ke tahun akan terjadi perbaikan terhadap layanan publik yang disediakan oleh pemerintah”. Dalam sesi inti dari diskusi ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah, kelompok pemerintah, kelompok warga, kelompok siswa SMA dan SMP. Dari masing-masing kelompok tersebut, pendamping diskusi menggali informasi dari peserta tentang Program Indonesia Pintar dan pelaksanaannya di Kabupaten Bantul.

DSC02073

Di akhir sesi peserta dari masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hal menarik yang mereka peroleh dari diskusi. Agista siswa SMA N 1 Pundong menuturkan, “Temuan di kelompok kami antara lain, ada anak yang berhak menerima KIP tapi tidak dapat, ada sekolah yang mengumpulkan buku rekening siswanya dan siswa hanya dapat mengambil jika membutuhkan uang bantuan tersebut”. Yuli dari SMP N 2 Kasihan menambahkan,”Ada anak dokter dan polisi yang mendapatkan KIP, selain itu uang dari KIP digunakan untuk berangkat study tour, dan kalau bisa pendataannya lebih detail’”. Dari hasil diskusi tersebut rencananya Perkumpulan IDEA akan kembali mengundang perwakilan dari masing-masing Kabupaten untuk mempersiapkan temuan audit sosial untuk disampaikan kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. (GP)