Implementasi RKU-K

Sosialisasi RKUK

Magelang, 13 Juni 2015, bertempat di Hotel Artos, IDEA Yogyakarta dan Oxfam Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Magelang menyelenggarakan Sosialisasi Dan Konsultasi Publik Dokumen Rencana Keberlanjutan Usaha Kawasan (RKU-K) UMKM Dan Dokumen Indikator Ketangguhan UMKM. Kegiatan ini diikuti oleh 38 orang peserta yang terdiri dari perwakilan pelaku UMKM, SKPD, Universitas, BUMN, Perbankan dan CSR Industri.

Acara ini dibuka oleh Bapak Masrur selaku Kepala Dinas Perindustrian Dan Koperasi Kabupaten Magelang yang mewakili Bupati Kabupaten Magelang. Pada kesempatan ini, Beliau menyampaikan bahwa Pemda Magelang sangat mengapresiasi kegiatan ini. Diharapkan dengan adanya dokumen RKU-K UMKM ini, akan ada sinergi antar stakeholder di Kabupaten Magelang untuk mendorong terwujudnya UMKM Tangguh Bancana. Beliau juga menyampaikan terimakasih atas dukungan yang diberikan oleh IDEA dan Oxfam dan berharap kedua lembaga ini dapat mendampingi kebelanjutan dokumen ini. Menurutnya, UMKM Tangguh tidak akan terwujud hanya dengan disusunnya dokumen ini tetapi sampai pada diimplementasikannya rencana yang telah disusun dalam dokumen.

Pengalaman erupsi Merapi 2010, membuktikan bahwa hampir semua UMKM mengalami dampak yang cukup parah, usaha mereka berhenti total dalam jangka waktu yang lama. Hadirnya dokumen RKU-K UMKM ini bisa menjadi panduan bagi pelaku UMKM dan Pemkab Magelang serta pihak-pihak yang terkait untuk lebih bisa mempersiapkan diri, baik pada pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana. Dalam dokumen ini telah dijabarkan tentang peta kerentanan dan kebutuhan UMKM pada saat pra bencana, saat bencana dan pasca bencana sehingga dokumen ini juga bisa digunakan sebagai masukan dalam dokumen perencanaan SKPD. Selain dokumen RKU-K, kegiatan IDEA – Oxfam dan Pemda Magelang ini juga menghasilkan dokumen indicator ketangguhan UMKM.

Dokumen Indikator Ketangguhan UMKM ini disusun sebagai masukan untuk penyusunan Peraturan Kepala BNPB sehingga kedepan jika ada bencana maka sudah bisa mengukur seperti apa UMKM yang tangguh bencana. Terdapat 28 indikator UMKM Tangguh bencana yang terbagi dalam 4 prioritas. Setiap indicator memiliki nilai dan terdapat bobot dalam setiap prioritasnya. Pada kesempatan kali ini, Lukman Hakim dari IDEA memfasilitasi diskusi kelompok untuk memperdalam instrumen indicator UMKM yang telah dirumuskan oleh tim kecil. Beberapa masukan untuk semakin memdalam indicator ketangguhan UMKM diberikan oleh peserta dan masukan-masukan tersebut akan dirumuskan kembali oleh tim inti untuk semakin menyempurnakan instrumen yang disusun.

Selain sosialisasi dan uji public dokumen RKUK dan Instrumen ketangguhan UMKM, pada kesempatan kali ini juga diserahkan secara simbolis bantuan peralatan untuk mendukung terwujudnya UMKM Tangguh. Proses simbolis ini diwakili oleh Bapak Kamto, pelaku UMKM Slondok yang menerima salah satu alat komunikasi yaitu HT. Alat komunikasi berupa HT ini merupakan salah satu peralatan yang terpetakan pada saat penyusunan RKU – K dan telah tercantum dalam dokumen RKU – K dari kedua produk andalan Kabupaten Magelang ini.

Bapak Agustinus Suryono, pelaku UMKM salak menyampaikan sangat mengapresiasi kegiatan ini karena selama ini tidak ada kegiatan yang mengajak pelaku UMKM untuk mengidentifikasi secara langsung kebutuhan mereka. Selama ini pemerintah seringkali membuat perencanaan kegiatan tanpa melibatkan komunitas langsung sehingga bantuan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan UMKM. Meski menurut Bapak Agus, respon pemerintah daerah belum terlalu baik tetapi setidaknya upaya untuk mempertemukan antara pemerintah daerah dengan pelaku UMKM langsung sudah sangat baik. Dan apa yang tertuang dalam dokumen RKU-K ini diharapkan dapat dilaksanakan dan masuk dalam perencanaan SKPD terkait sehingga kebutuhan UMKM pada pra bencana, saat bencana dan pasca bencana serta UMKM Tangguh dapat terwujud. (TSW)