Siaran Pers: Tolak Utang Untuk Reformasi Transportasi

TOLAK UTANG UNTUK REFORMASI TRANSPORTASI

Transportasi menjadi salah satu persoalan di wilayah berkembang seperti Provinsi DIY. Meski sudah mulai ada terobosan untuk menciptakan moda transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau, namun di sana sini masih terdapat persoalan yang belum bisa diselesaikan. Berlalu-lintas di Provinsi DIY, terutama Kota Yogya, jauh dari rasa nyaman berkendaraan. Kemacetan mulai terjadi di beberapa titik, kepemilikan moda tranportasi pribadi tak terbendung; pertumbuhan jumlah sepeda motor 11,8 % per tahun memperparah kondisi ini. Semakin parahnya polusi udara menjadi kenyataan yang semakin menyesakkan.

RPJMD Provinsi DIY telah menggariskan upaya perbaikan transportasi, namun sampai saat ini pembangunan sistem transportasi terpadu masih compang-camping. Kebijakan yang diambil masih bersifat tambal-sulam. Ketidakjelasan rencana pengembangan transportasi menjadi pe-er Provinsi DIY.

Memasyarakatkan transportasi umum yang nyaman seperti Transjogja menjadi salah satu pilihan kebijakan transportasi yang perlu dikuatkan. Program SEGO SEGAWE yang dicanangkan Kota Jogja juga menjadi terobosan yang turut mengurangi keruwetan transportasi di Yogyakarta. Penambahan ruang terbuka hijau menjadi salah satu pilihan untuk membenahi penyangga sistem transportasi.

Upaya reformasi transportasi yang memaksimalkan partisipasi masyarakat tidak dapat dielakkan. Upaya ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup untuk lebih banyak menggunakan moda transportasi umum, mendorong pemeliharaan ruang terbuka hijau di sepanjang jalan, serta pengelolaan parkir oleh masyarakat yang aman dan tetap memaksimalkan pendapatan daerah.

Mencermati hasil lokakarya multipihak pada 16 Maret 2011 yang diselenggarakan oleh CDIA-ADB (Cities Development Initiative for Asia-Asian Development Bank), kami mendapatkan informasi bahwa telah dilakukan studi kelayakan untuk perbaikan transportasi DIY (Kota Yogyakarta dan wilayah penyangga). Sayangnya,rekomendasi studi kelayakan menawarkan solusi yang selalu berujung pada perlunya biaya yang mahal untuk reformasi transportasi Kota Yogyakarta (serta wilayah penyangga). Pilihan kegiatan yang mengarah pada perbaikan fisik lebih banyak disasar daripada pilihan mengubah gaya hidup masyarakat dan mendorong kebijakan pemerintah yang terpadu dan lestari.

Memaksimalkan kemampuan anggaran daerah untuk reformasi transportasi perlu dimaksimalkan seiring dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi DIY. Maksimalisasi partisipasi masyarakat perlu menjadi model untuk menjadikan reformasi transportasi ini sebagai milik masyarakat DIY.

Atas dasar itulah maka Koalisi Masyarakat Sipil DIY yang terdiri dari Perkumpulan IDEA, Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY), Solidaritas Perempuan (SP) Kinasih, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) DIY, Combine Resource Institution (CRI), Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY, Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY, Yayasan SAMIN, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) DIY, Jaringan Transportasi (JATRANS) Jogja, Indonesian Court Monitoring (ICM), Greenmap, PKBI DIY, Perhimpunan Solidaritas Buruh (PSB), Rumpun Tjoet Njak Dien (RTND), dan FORUM LSM DIY meminta :

  1. Pemerintah Provinsi DIY untuk segera menyelesaikan cetak biru (blue print)transportasi umum DIY salah satunya melalui pembatasan kendaraan pribadi dan revitalisasi moda transportasi umum yang aman, nyaman, dan terjangkau. Selain itu Pemprov DIY juga harus menerapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk mendorong tercapainya kuota ruang terbuka hijau 30% untuk meredam dampak pencemaran udara karena pemakaian kendaraan bermotor.
  2. DPRD DIY untuk mengawal proses reformasi transportasi DIY dan segera mendorong eksekutif untuk menyelesaikan permasalahan transportasi di DIY. Selain itu, DPRD DIY perlu menegaskan pilihan TOLAK UTANG dan melakukan optimalisasi pembiayaan reformasi transportasi DIY melalui APBD Provinsi DIY dan Kabupaten/kota melalui pola tahun jamak (multiyears). Meningkatan partisipasi masyarakat dengan porsi yang lebih besar daripada porsi kontribusi swasta (melalui kemitraan) dalam proses ini juga menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan
  3. Masyarakat pengguna transportasi di DIY untuk mengubah gaya hidup dengan memaksimalkan penggunaan moda trasnportasi umum dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

 

Yogyakarta, 8 Juni 2011

Kontak :

Perkumpulan IDEA: Valentina Sri Wijiyati (081392413509)

LKY: Damar Dwi Nugroho (081328251668)