Gus Dur dan Perlindungan Perempuan

Suasana Diskusi Saat Peringatan Sewindu Haul Gusdur
Suasana Diskusi Saat Peringatan Sewindu Haul Gusdur di Asrama Syantikara, (09/01)

Yogyakarta, IDEA – Panitia Peringatan sewindu haul Gusdur mengadakan diskusi bersama tentang jejak perjuangan Gusdur, (09/01), Dilaksanakan di Asrama Syantikara, diskusi tersebut menjadi momen untuk merefleksikan perjuangan-perjuangan, teladan hingga kebijakan Gusdur, khususnya terkait peran Gusdur kaitannya dalam perlindungan perempuan.

Setidaknya ada beberapa peran penting Gusdur seperti yang disampaikan Dr, Pdt Murtini, Dr. Sari Murti dan Alissa Wahid saat memberikan testimony dalam diskusi sewindu Gusdur itu. Hal tersebut diantaranya,

  1. Tahun 1997 saat kongres NU di Lombok, disitulah gus Dur menyampaikan bagaimana perempuan bisa menjadi pemimpin
  2. Tahun 2000 saat menjadi presiden, keluarlah instruksi presiden 9/2000 tentang pengarusutamaan gender
  3. Secara kelembagaan, saat menjadi presiden, kementerian peranan wanita diubah menjadi menteri pemberdayaan perempuan
  4. Gusdur juga menolak UU pronografi dan pornoaksi yang berpotensi mendiskriminasi perempuan dalam peran sosialnya
  5. Peran internasionalnya terlihat saat ayahanda Benazir Bhutto meminta dituliskan al faatehah dan doa untuk negaranya

Yang bisa diteladani dari beberapa peran Gusdur tersebut ialah,

  1. Pembelajar dan terbuka. Gusdur bukan orang yang suka menghakimi pihak lain. Dia membaca buku-buku agama islam dan agama-agama lain. Dari buku-buka itulah sikap terbukanya ditunjukkan dalam perilakunya
  2. Obyektif melihat realita dan memberi apresiasi secara jujur. Hal ini berangkat dari pengalaman individu. Ibunya (sholichah) menjadi janda saat 29 tahun dan membesarkan 6 anaknya. Dari pengalaman itulah apresiasi nya terhadap perjuangan perempuan sangat kuat
  3. Hidup dalam keluarga yang islami, terbuka dan berkarakter. Beliau belajar dari KH Wahid Hasyim yang tahun 1950an menjadi pelopor sekolah hakim perempuan saat menjadi menteri agama. Inspirasi sang ayah inilah yang mendarah daging dan terimplementasi dalam kebijakannya saat menjadi kepala negara

Semoga kita semua bisa menghikmahi perjalanan guru bangsa ini. Perjalanan sejarah akan menginspirasi para generasi muda dalam menorehkan sejarah baru bagi bangsa ini. [WZ]

Editor: AH