Siaran Pers: Hasil Survey Pelaksanaan Program Indonesia Pintar di Kota Yogyakarta

Konferensi Pers Penyampaian Temuan Survey Pelaksanaan Program Indonesia Pintar di Kota Yogyakarta, Rabu (30/05)
Konferensi Pers Penyampaian Temuan Survey Pelaksanaan Program Indonesia Pintar di Kota Yogyakarta, Rabu (30/05)

Yogyakarta, IDEA – Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah program pemerintahan Jokowi-JK. KIP diluncurkan tepat pada tanggal 3 November 2014, yang merupakan bagian dari program perdana pemerintah bersama  Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di lima kantor pos di Jakarta, yakni Kantor Pos Pasar Baru, Kantor Pos Kebon Bawang, Kantor Pos Jalan Pemuda, Kantor Pos Mampang, dan Kantor Pos Fatmawati. Kartu Indonesia Pintar menjadi penanda bagi penerima manfaat program ini. Program bertujuan mencegah kemungkinan anak putus sekolah, menarik kembali siswa putus sekolah untuk mendapatkan layanan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

Survey dilakukan di Kota Medan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Kupang. Empat daerah dipilih dengan mempertimbangkan variabel desa-kota, jawa-luar jawa. Selain itu, empat daerah dipilih karena ada ada jaringan masyarakat sipil yang kuat didaerah tersebut. Penelitian ini menggunakan dua survey, pertama SEE (Survey Exclussion Error) dan kedua SIE (Survey Inclussion Error). Di Kota Yogyakarta sampling untuk Survey Exclussion Error dilakukan secara acak sederhana berdasarkan data warga miskin milik Pemerintah Kota Yogyakarta. Sedangkan untuk Survey Inclusion Error, jumlah sampel responden tiap daerah disesuaikan dengan proporsi penerima pada masing-masing daerah.

No Wilayah Jumlah Peserta PIP Persentase Distribusi Sampel
1 Kota Medan                      76,177 64.4 451
2 Kabupaten Blitar                      23,810 20.1 141
3 Kota Yogyakarta                      13,884 11.7 82
4 Kabupaten Kupang                         4,381 3.7 26
  Total                    118,252 100.0 700

Berdasarkan hasil survey di Kota Yogyakarta, sebanyak 85,3% responden memenuhi kriteria miskin, sedangkan 14,7% responden tidak memenuhi kriteria miskin. Kartu Indonesia Pintar yang merupakan penanda dari penerima manfaat program dimiliki oleh 79,5% responden, sedangkan 20,5% responden tidak memiliki kartu tersebut. Adapun dari jumlah pencairan, responden yang mengaku mencairkan sebanyak satu kali 45,7%, dua kali sebanyak 35,7%, tiga kali 12,9%, empat kali 1,4% dan yang belum pernah mencairkan sebanyak 4,3%.

Dari segi kemanfaatan, sebanyak 95,9% responden menyatakan bahwa KIP membantu mengurangi beban pendidikan anak, dan 4,1% responden menyatakan KIP tidak membantu. Responden yang merekomendasikan penambahan nilai bantuan dari program ini sebanyak 61,4%, menyusul rekomendasi kedua terbanyak yaitu perbaikan akurasi data sebanyak 20%, kemudian usulan untuk mempermudah pencairan sebanyak 12,9% dan terakhir harapan untuk memberantas calo sebanyak 5,7%.

Survey ini juga mengukur dampak Program Indonesia Pintar terhadap popularitas calon presiden dan partai politik. Sebanyak 42,9% responden menyatakan memilih Joko Widodo, kemudian muncul nama Prabowo Subianto sebanyak 3,2%, selain itu muncul nama Anies Baswedan sebanyak 1,6%, Namun mayoritas responden yaitu 52,4% masih menyatakan belum menentukan pilihan. Sedangkan pada pilihan partai politik, mayoritas responden atau sejumlah 78,3% bersikap belum menentukan pilihan. Responden menyebut PDIP sebagai pilihan sebanyak 15,2%, kemudian muncul Partai Hanura, PAN dan Gerindra dengan jumalh yang sama yaitu 2,2%.

Hasil Survey dapat di unduh disini:

Download (PPTX, 1.69MB)

Oleh: Tim Survey

Editor: AH