Pentas Sendratari Dlingo Sambut Hangat Para Peserta Greget Desa 2017

“Suhu dingin desa Dlingo mendadak hangat saat peserta mulai mencicipi wedang uwuh dan dihibur kesenian lokal Sendratari”

Malam ini, seperti malam-malam biasanya di bulan Agustus, angin selatan mulai menunjuukan ciri khasnya, dingin, menusuk hingga ke sendi-sendi tulang. Di sudut-sudut kota Yogyakarta, suhu malam hari bisa sampai mencapai 17 C.

Di sudut yang lain, tampak sejumlah rombongan mulai bergegas menuju bus-bus kecil yang berjejer di depan masjid Komplek kantor gubernur DIY.  Lebih dari 200 rombongan tersebut baru saja mengikuti diskusi seri terakhir di hari pertama Lokakarya Nasional Greget Desa 2017. Kali ini mereka akan berangkat menuju ke desa Dlingo, desa yang terletak di ketinggian 320 meter diatas permukaan laut. Butuh waktu 1 jam perjalanan untuk bisa sampai di lokasi tersebut. Jalan yang biasa dipakai ialah bisa lewat JL. Imogiri, Jl. Wonosari, serta Piyungan. Semua jalan tersebut memiliki jalur dan tantangannya masing-masing, sebab harus melewati banyak kelokan tajam dan tanjakan yang curam.

Seperti diketahui, desa Dlingo menjadi tuan rumah pelaksanaan Lokakarya Nasional Greget Desa 2017. Sebagai salah satu desa yang menerapkan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahannya, desa Dlingo menjadi pas untuk dijadikan tuan rumah perhelatan akbar tentang desa ini. Seharian penuh para peserta yang terlibat, mengikuti diskusi dengan enam kajian topik yang berbeda-beda. Nampak malam itu, sesampainya di desa Dlingo sebagian besar peserta terlihat lelah dengan raut muka yang lesu. Namun, sambutan hangat para warga desa di tiap-tiap homestay sedikit mengobati rasa lelah tersebut. Apalagi, rangkaian acara malam ini berupa hiburan kesenian lokal desa Dlingo.

Di balai desa, tepat di pintu masuk peserta, tampak sajian jajanan lokal seperti kacang dan umbi-umbian lengkap dengan wedang Uwuhnya. Alunan gamelan dan gendang yang berbunyi bersahutan turut menambah hangat dan syahdu suasanan malam di balai desa.  Para peserta yang sudah rehat, mandi dan makan malam, dijemput dengan kereta kelinci yang sudah disediakan. Satu persatu, setelah sampai di balai desa, mereka mulai menempati kursi-kursi yang disediakan secara berjejer.

“Selamat datang di Desa kami, desa Dlingo Giriloji, beginilah keberadaan desa kami, semoga bapak-ibu sekalian berkenan dengan sajian dan sambutan apa adanya dari kami,” kata Kepala desa Dlingo, Bachrun Wardoyo, menyambut peserta yang hadir.

Sambutan tersebut sekaligus membuka pelaksanaan Loka Karya Nasional Greret Desa di Desa Dlingo. Usai sambutan kepala desa, peserta mulai menikmati jajanan dan wedang hangat sembari dihibur oleh Sandratari dengan alunan gamelannya yang merdu. [AH]